Ad Code

Ticker

6/recent/ticker-posts

Kenapa Jokowi Tidak Berada di Urutan Pertama dalam Daftar Tokoh Muslim Berpengaruh Dunia?

POP UNIK - Baru-baru ini sebuah media melansir berita tentang Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia. Dan Presiden Jokowi termasuk didalamnya, mendapat urutan ke 11. Sayangnya, beberapa para haters bertanya-tanya kenapa no 11, kok gak no 1. Mari simak ulasan Mas Toni di bawah ini seperti yang dilansir dalam Halaman Facebook pribadinya.

Kenapa Jokowi Tidak Berada di Urutan Pertama dalam Daftar Tokoh Muslim Berpengaruh Dunia?
Sumber Foto: Halaman Facebook

KENAPA JOKOWI TIDAK BERADA DI URUTAN PERTAMA DALAM DAFTAR TOKOH MUSLIM BERPENGARUH DUNIA?
Walau cuma berada di urutan 11 sebagai tokoh muslim berpengaruh dunia, hal itu sudah membuktikan bahwa Presiden Jokowi cukup diperhitungkan dunia muslim dibandingkan tokoh-tokoh muslim atau para Kyai, Ustad, Habib Indonesia, yang tentunya lebih hebat pengetahuan agama Islamnya, tapi kenapa Jokowi posisinya di atas para tokoh muslim Indonesia?

Kalau melihat rekam jejak Jokowi, jelas jauh dari darah biru atau keturunan ningrat, melainkan keturunan rakyat biasa. Merintis usaha sebagai pedagang mebel, terjun ke politik lewat PDIP dan berhasil menjadi Walikota Solo dengan prestasi dunia, terpilih sebagai WALIKOTA TERBAIK nomer 3 versi The City Mayors Foundation.

Setelah itu nama Jokowi semakin moncer, terpilih kembali menjadi Walikota kedua kalinya tanpa banyak biaya kampanye dan terpilih dengan suara 90 lebih. Belum selesai, dijagokan menjadi Gubernur DKI Jakarta, 2 putaran selesai, menang dan membuat Jakarta semakin tertata.

Belum selesai rakyat mendesak dan menghendaki untuk menduduki sebagai RI 1, Megawati mengikuti suara rakyat, Jokowi dicalonkan dan MENANG LAGI. Begitulah kalau pemimpin yang lahir dari RAHIM RAKYAT, begitu cepat melesat walau serangan fitnah sangat kencang, toh rakyat sudah penuh mendukungnya, tak ada halangan untuk masuk ke dalam Istana Negara.

Elektabilitas Jokowi masih tinggi, pidato pembukaan Konferensi Asia Afrika di Bandung, 22 April 2015 itu, Jokowi tidak saja menyoroti dunia yang kian tak adil, tapi juga soal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tidak “bergigi.” Melempen di tengah bara konflik yang meletus di sejumlah negara. Jokowi juga menyebutkan bahwa kemerdekaan Palestina merupakan utang terbesar dunia pada zaman modern ini. Itu sebabnya, dia mengagas deklarasi demi mendukung kemerdekaan negeri yang dikurung Israel semenjak 1948 itu. Gagasan itu didukung banyak negara.

Di podium Jokowi memang tidak menggebu-gebu. Intonasi juga tak menggelegar seperti pidato Presiden Soekarno dalam KAA tahun 1955. Namun pidato Jokowi itu mampu “membakar” semangat 21 kepala negara Asia-Afrika yang hadir dalam forum itu. Pidato itu disanjung banyak orang. Kawan dan lawan politiknya di dalam negeri.

Itulah SALAH SATU POINT penilaian yang membuat Presiden Jokowi masuk di urutan 11 tokoh muslim berpengaruh di dunia, dan nilai plusnya lagi dapat medali tertinggi Star of the Order of Abdul Aziz Al Saud dari Raja Arab Saudi, hanya 2 presiden di dunia yang memperoleh medali itu.

Sementara Kyai, Ustad, Habib, tidak seberani itu menantang hegemoni barat seperti Jokowi saat berpidato di tingkat dunia itu, makanya tidak berada di urutan atas dalam penilaian para juri dari The Royal Islamic Strategic Studies Centre Jordania.

Kenapa kok tidak bisa melesat menjadi urutan 1?

Padahal Indonesia adalah negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia dan akherat. Padahal Indonesia memiliki HAJI paling banyak di dunia dan akherat. Padahal umat Islam Indonesia terkenal PALING TOLERAN dengan umat agama yang lain, katanya yang toleran itu ISLAM NUSANTARA bukan Islam garis keras atau gerombolan DUNG DUNG PRET yang berkedok agama itu.

Harusnya Jokowi mempunyai peluang besar menjadi tokoh muslim di urutan pertama, kenapa tidak bisa? Menurut sumber bisik-bisik, yang membuat Jokowi berkurang nilainya karena para juri mendengarkan opini gerombolan DUNG DUNG PRET yang mengatakan pada mereka bahwa :

1. Jokowi bermasalah ketika mengenakan JAS dan DASI waktu di Brunei. Seandainya Jas dan Dasinya sesuai keinginan kaum DUNG DUNG PRET, nilainya lebih tinggi tuh.
2. Jokowi suka minum dengan tangan kiri, seandainya pakai tangan kanan nilainya bagus deh.
3. Jokowi ke Mekah mengakibatkan Crane roboh, coba kalau nggak roboh, nilainya pasti bertambah.
4. Jokowi dianggap salah ketika anaknya jual Martabak ada gambar Dajjal di cafe Markobar, coba kalau pakai gambar GARUDA MERAH pasti nilainya keren.
5. Jokowi dianggap keliru karena sering mengundang makan rakyat biasa ke Istana Negara, maunya gerombolan DUNG DUNG PRET yang diundang itu ormas sejenis FPI, biar Istana makin barokah, tentu dapat nilai tinggi dari juri.

Asuudah lah yang penting Jokowi dianggap tokoh paling berpengaruh untuk bangsanya juga dunia Internasional, sementara gerombolan DUNG DUNG PRET itu hanya KAMPRET yang tidurnya bergelantungan, otaknya berceceran hingga tidak bisa menghargai presidennya sendiri, yang begitu DIHARGAI dunia Internasional begitu tingginya, mereka hanya mendompleng nama besar Jokowi dengan cara jualan fitnah dari sumber antah berantah saja, benar-benar picik dan licik.

Seseorang tidak dapat dinilai dari penampilannya sebagaimana laut tidak dapat diukur dengan ember. Walau kerempeng dan diejek plonga-plongo namun Jokowi adalah Presiden Indonesia yang disegani dunia saat ini.

Salam NKRI Raya!

Sumber: Catetan MAZ TONI Aka Tante Paku

Post a Comment

0 Comments