Ad Code

Ticker

6/recent/ticker-posts

Viral Siswi di Iran Ramai-Ramai Lepas Jilbab sebagai Bentuk Protes ke Pemerintah

Viral Siswi di Iran Ramai-Ramai Lepas Jilbab sebagai Bentuk Protes ke Pemerintah
Siswi di kota Karaj, Iran demo memprotes kematian Mahsa Amini pada Selasa (4/10).. ©TWITTER/@1500TASVIR


POP UNIK | Kabar dari Timur Tengah, Iran, dimana Siswi di Iran Ramai-Ramai Lepas Jilbab sebagai Bentuk Protes ke Pemerintah.

Melansir dari situs merdeka.com, inilah beritanya.


Siswi di Iran Ramai-Ramai Lepas Jilbab sebagai Bentuk Protes ke Pemerintah

Para siswi di Iran melepas dan mengibarkan jilbabnya ke udara sebagai bentuk protes ke pemerintah atas kematian Mahsa Amini. Mereka juga meneriakkan perlawanan mereka terhadap otoritas keagamaan di negara tersebut.

Mahsa Amini diduga dipukul polisi syariat setelah ditangkap awal September di Teheran. Dia ditangkap karena dinilai memakai jilbab dengan tidak patut. Dia kemudian mengalami koma dan meninggal di rumah sakit.

Berdasarkan sejumlah video yang diverifikasi BBC, para siswi menggelar demonstransi di halaman sekolah dan turun ke jalan di beberapa kota.

Di kota Karaj, anak-anak tersebut memaksa pihak sekolah menutup sekolah mereka, seperti dikutip dari BBC, Rabu (5/10).

Di dalam sebuah video dari kota Karaj, para siswi terdengar berteriak: "Jika kita tidak bersatu, mereka akan membunuh kita satu per satu."

Di kota Shiraz, sejumlah siswi membuat jalan raya macet dan melambaikan jilbab mereka di udara seraya berteriak "kematian bagi diktator", mengacu pada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Pada Selasa, demo anak-anak sekolah juga berlangsung di Teheran, Saqez, dan Sanandaj. Sejumlah siswa difoto sedang berdiri di depan kelas mereka tanpa memakai jilbab.

Beberapa anak tampak mengacungkan jari tengah mereka ke foto Ayatollah Khamenei dan pendiri Republik Islam Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini yang terpasang di atas papan tulis.

Unjuk rasa para remaja ini berlangsung beberapa jam setelah Ayatollah Khamenei angkat bicara terkait unjuk rasa yang meluas di Iran setelah kematian Mahsa Amini. Khamenei dalam pernyataan perdananya menuding Amerika Serikat dan Israel merancang "kekacauan" di Iran. Dia juga menyatakan mendukung pasukan keamanan, yang bertanggung jawab atas kekerasan terhadap para demonstran.

Kelompok HAM yang berbasis di Norwegia, Iran Human Rights melaporkan pada Selasa, sedikitnya 154 dibunuh pasukan keamanan dalam protes ini. Korban termasuk 63 orang pengunjuk rasa dari aktivis etnis Baluch yang tewas dalam bentrokan di kota Zahedan pada Jumat. [pan]


Sumber: merdeka

Post a Comment

0 Comments