Ad Code

Ticker

6/recent/ticker-posts

Asal-usul Mangkok Ayam atau Rooster Bowl, Cerita Tentang Masyarakat Patriarki dan Hak Paten Rp2 Miliar

Asal-usul Mangkok Ayam atau Rooster Bowl, Cerita Tentang Masyarakat Patriarki dan Hak Paten Rp2 Miliar
Mangkok Ayam atau Rooster Bowl. /Google Doodle

POP UNIK | Asal-usul Mangkok Ayam atau Rooster Bowl dilaporkan berasal dari Guangdong, China dan diciptakan lebih dari seabad lalu.

Desainnya dibuat orang Hakka yang secara individual mencetak dan melukisnya dengan tangan. Dengan kata lain, Mangkok Ayam yang asli hanya ada satu yaitu yang pertama dibuat. Seiring waktu mangkok lainnya dilukis dengan perbedaan-perbedaan kecil dalam ukuran maupun pola. Itulah kenapa sampai hari ini, kita melihat begitu banyak varian dari desain ini.

Jika menelaah makna filosofisnya, ‘ayam’ dalam bahasa Hakka memiliki pengucapan yang mirip dengan ‘rumah’ atau ‘keluarga’. Says melaporkan, orang-orang percaya bahwa makan memakai Mangkok Ayam akan mendatangkan kemakmuran bagi keluarga. Ayam jago juga melambangkan kerja keras, semangat juang, dan keluarga sejahtera.

Desain gambar Mangkok Ayam biasanya terdiri atas tiga motif berbeda yaitu ayam jago berekor hitam dengan leher merah, bunga peony merah, dan daun pisang hijau.


Kenapa ayam jago dan dan bukan ayam betina?
Masih menurut Says, masyarakat China yang patriarki pada masa itu lebih menyukai laki-laki daripada perempuan, karena melahirkan anak laki-laki berarti berkah besar bagi keluarga.

Masyarakat Hakka biasanya membeli Mangkok Ayam untuk anak laki-laki mereka dan mengukir namanya atau tanda unik di atasnya.


Bunga dan daun
Sementara itu, bunga peony mewakili pepatah umum China yang yaitu, “Bunga mekar dengan kekayaan dan kemakmuran.”

Bunga peony melambangkan kemakmuran, kekayaan, dan status sosial yang tinggi sedangkan daun pisang berarti keberuntungan.

Meski punya nilai-nilai luhur, hari ini, produksi masal Mangkok Ayam atau Rooster Bowl telah banyak mengikis nilai-nilai yang adiluhung itu. Apalagi produk Mangkok Ayam berbahan plastik dengan tujuan hanya untuk melestarikan desain kuno.

Dengan berbagai variannya, sudah sulit menemukan bentuk Mangkok Ayam yang asli. Di Asia Tenggara termasuk Indonesia, barang ini dibawa para imigran. Mangkok porselen seperti itu dianggap sebagai barang koleksi langka yang dilukis dengan tangan secara unik oleh perajin terampil.

Saat ini seni pembuatan Mangkok ayam yang autentik masih dilakukan di Lampang, Thailand. Namun belakangan, perusahaan di Indonesia mengklaim hak paten desain ayam itu pada 2017. Siapa saja yang memproduksi, menggunakan, atau memperdagangkan gambar ayam itu akan dijerat pidana penjara 5 tahun atau denda Rp2 miliar.***


Sumber: Pikiran-Rakyat

Post a Comment

0 Comments