Ad Code

Ticker

6/recent/ticker-posts

Fenomenal! Jokowi yang Digoyang, Setyo yang Jatuh

POP UNIK - Maksud hati ingin menjatuhkan Presiden, apa daya malah diri sendiri yang terjatuh. Itulah yang sekarang ini dialami oleh Pasukan Dung-Dung Pret. Sebagai haters, pasukan Dung-Dung Pret ini selalu gencar dan bahkan berniat sekali untuk menjatuhkan Presiden Jokowi. Kami sendiri heran, kenapa sampai segitunya yah. Apa sih yang dilakuakn Presiden RI Joko Widodo sehingga begitu besar kebencian Para Pasukan Dung-Dung Pret ini. Kami pribadi selaku warga negara RI melihat bahwa Pak Jokowi menjadi Presiden RI benar-benar memperhatikan kepentingan rakyat. Lihat saja hasil-hasil kinerja beliau selama ini, meski masih satu tahun memimpin Indonesia, pembangunan begitu cepat dilakukan.

Fenomenal! Jokowi yang Digoyang, Setyo yang Jatuh
Sumber: tribunnews.com / kompasiana.com
Asuuuuudahlahhhhh... Sebesar apapun goncangan yang dilakukan oleh Para Haters ini, Pak Jokowi tetap santai dan terus bekerja. Posisi beliau tetap menjadi RI 1. Karena rakyat yang memilih Jokowi, tetap bersatu mendukung langkah-langkah juga menjaga bersama nawacita yang dibuat.

Tahukah Anda, bahwa oknum-oknum yang ingin menjatuhkan Presiden Jokowi ini malah dia yang terjatuh? Sungguh fenomenal bukan. Anda pasti sudah melihat kasus #PapaMintaSaham. Dimana ketua DPR RI Setya Nuvanto telah dengan lantang mencatut nama Presiden RI untuk kepentingannya dalam Kasus Perpanjangan Kontrak PT Freeport di Indonesia. Tentu tujuannya adalah untuk menggoyang Presiden Jokowi. Sayang... sungguh sayang.... malah sang ketua DPR RI yang jatuh.

Ruhut Sitompul di acara TV Mata Najwa jam 21.20 WIB mengatakan bahwa tidak cukup Setyo (Golkar), Fadli Zon (Gerindra) dan Fahri Hamzah (PKS) harus ikut mengundurkan diri
Ruhut Sitompul

Berikut di bawah ini, kami melampirkan sebuah tulisan yang berhasil kami sadur dari Kompasiana.com dengan judul: Jokowi yang Digoyang, Setyo yang Jatuh karya Hanny Setiawan.

Jokowi yang Digoyang, Setyo yang Jatuh
Sejak Jokowi naik menjadi RI-1 rongrongan untuk Jokowi turun sebelum waktunya terus dilakukan 'oposisi'. Black campaign masih terus dilakukan bahkan sampai detik ini. Tapi, Rabu malam 16 Desember 2015 telah menjadi sejarah baru. Setyo Novanto, panglima perang yang dipasang KMP sejak manuver UU MKD3 dibuat, mengundurkan diri dari kursi pemimpin DPR RI 2014-2019. Terjerat kasus Freeport, Setyo tidak mampu lagi mempertahankan posisi. KMP pun harus berfikir keras bagaimana bisa bangkit dari keterpurukan ini.

Bahkan Ruhut Sitompul di acara TV Mata Najwa jam 21.20 WIB mengatakan bahwa tidak cukup Setyo (Golkar), Fadli Zon (Gerindra) dan Fahri Hamzah (PKS) harus ikut mengundurkan diri. Dan pernyataan itu ditimpali Akbar Faisal (Nasdem) yang dinonaktifkan dari MKD disaat-saat terakhir oleh Fahri Hamzah, cs (ditanda tangai FH) yang mengatakan bahwa Faisal sudah siap melaporkan secara resmi Fahri Hamzah ke MKD. Akankah Fahri, bahkan Fadli menyusul? Rakyat menanti, atau mungkin lebih tepatnya rakyat berharap.

Ketika kelima pemimpin DPR membuat lelucon asap dengan bermasker di gedung DPR, saat itu sudah bisa diprediksi bahwa tinggal tunggu waktu mereka akan jatuh. Blunder dengan Donald Trump juga semakin memperkuat ketidaknyamanan rakyat terhadap pemimpin DPR. Setyo, Fahri, dan Fadli telah membawa DPR ketitik yang paling rendah setelah era reformasi. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Ketika eksekutif tidak bisa diajak bermain mata dengan legeslatif, disaat itulah legislatif akan 'kekeringan'. Tidak mengherankan, teriakan-teriakan untuk membuat gaduh terus dibuat. Teriakan untuk mengelola uang sendiri pun juga dikemukakan tanpa malu lagi. Ketika teriakan-teriakan itu tidak digubris, semakin menggilalah mereka dan akhirnya terpeleset di Freeport Gate.

Dengan kata lain, kali ini saya harus setuju bahwa 'Ini Salah Jokowi'. Kalau saja Jokowi mau diajak main, mungkin semuanya akan tenang-tenang saja. Tapi ke-Koppig-an Jokowilah yang menyebankan semuaanya ini. Rakyat harus terus berdoa dan mengawal Jokowi, karena peperangan belum selesai. Pasti akan ada serangan balasan. Selama Jokowi tetap 'koppig' dan 'ora sudi' terhadap rente-rente. Saya yakin bukan hanya rakyat yang bela, Tuhan sendiri pun membela. Dimana ada kebenaran, disitulah Tuhan membela.

Perkataan Nabi Yusuf berikut mungkin tepat menggambarkan apa yang sedang terjadi: Kamu telah Mereka-rekaka yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah Mereka-rekakanya untuk Kebaikan. Wallauhalam.

Pendekar Solo

Disadur dari Kompasiana.com
Penulis: Hanny Setiawan
Akun Kompasiana: http://www.kompasiana.com/hannysetiawan
Twitter: @hannysetiawan
Website: http://www.hannysetiawan.com

Mari seluruh rakyat Indonesia tuk bersatu menjaga keutuhan NKRI ini. Jangan kita biarkan para pencuri untuk mengambil kekayaan di tanah air kita. Salam Damai, Salam Demokrasi. Salam NKRI. Merdeka.***

Post a Comment

0 Comments